Feeds:
Pos
Komentar

Posts Tagged ‘traficking’

Di Lombok, udah aku lalui waktu selama 2 tahun lewat. Sejak Mei 2006 aku udah mulai beraktivitas di sini. Bekerja di suatu BUMN dengan konsekuensi yang siap ditanggung adalah siap ditempatin di mana aja. Nah, konsekuensi untuk hal yang satu itu telah aku jalani di sini.

Setidaknya, ada dampak positifnya juga yang bisa aku dapetin di sini. Lombok, salah satu pulau dengan keindahan alamnya yang sebenernya tidak kalah menarik dengan Bali. Sebenernya yang masih kurang di sini adalah penanganan dan kepedulian pemerintah  untuk bisa mengelola object-object wisata secara keseluruhan agar bisa menarik minat investor dan wisatawan, baik itu wisatawan asing maupun domestik.

Selama 2 tahun lebih aku jalani di sini. Ya, maaf-maaf aja sebelumnya jika ada pihak2 yang tidak berkenan, tp menurutku aku tidak melihat adanya perkembangan menuju ke arah perbaikan berkaitan dengan program Visit Indonesia Year 2008. Sementara di daerah2 laen, pemdanya giat berbenah diri untuk memberikan wajah tercantik bagi daerahnya, di NTB, Lombok pada khususnya, aku kurang bisa melihat hal tersebut dilakukan oleh pemerintah sini.

Seperti misalnya, hal yang mungkin dianggap sepele tapi sangat mengganggu bagi aku yang ingin mendapatkan kenyamanan jika ingin berkunjung ke suatu tempat di Lombok adalah banyaknya pengemis dan pengamen di jalan2. Pengemis itu berasal dari segala kalangan, dari anak kecil sampe orang tua. Dari orang yang sakit, pesakitan, sampe org yang masih bisa dengan tegak berdiri.  Dari perempatan-perempatan, pasar2, sampe ke mall-mall. Dari yang berbaju kumal sampe yang berbaju masih tergolong rapi bagi seorang pengemis. Kalo aku bertanya pada orang yang udah lama ada di sini, kenapa anak2 sekecil itu gak pada sekolah tp jadi pengemis? Ternyata jawabannya sungguh miris sekali. Kebanyakan dari anak2 itu adalah anak2 korban kawin-cerai yang memang masih jadi kebiasaan di sini. Di Lombok, masih saja terdapat org2 yg rame2 menikahkan anaknya ketika musim panen. Sedang musim paceklik, sebagian besar dari pasangan2 itu memutuskan untuk bercerai.

NTB juga dikenal sebagai pemasok TKI terbesar kedua di Indonesia. Dan sebagian besar dari TKI dan TKW itu bekerja di Malaysia. Efek dari kerjaan mereka itu adalah banyak bermunculan ‘jamal-jamal’ baru di Lombok. Eits! Bukannya pak jamal tetangga anda lho! Tapi jamal di sini adalah kependekan dari istilah ‘janda malaysia’. Hihihi… Lucu ya istilahnya? Banyak cerita bahwa kebanyakan TKW di Malaysia menikah atau bahkan memiliki anak dari orang Malaysia. Kemudian begitu waktunya lahir, anaknya ditinggal di LOmbok sementara emaknya sibuk cari duit lagi di sana. Dampak yang muncul kemudian adalah kurang adanya pengawasan dari ortunya, rendahnya tingkat pendidikan, rendahnya kemauan untuk menjadi maju dan lebih baik dari ortunya.

Kalo mo bertentangan dengan hati nurani, sebenernya ada baiknya kalo gak usah menanamkan kebiasaan buruk itu pada anak2 pengemis itu dengan tdk usah memberikan sedekah pada mereka. Karena dengan kebiasaan yang sudah mereka lakukan dan belas kasihan yang kita berikan untuk mereka, rasa malas mereka untuk mengubah nasib mereka menjadi lebih baek dan mencari pekerjaan yang layak justru semakin besar.

Itu adalah salah satu sudut yang bisa dilihat dari Lombok. Di samping banyak kisah-kisah lain yang bisa diperoleh dari NTB pada umumnya dan Lombok pada khususnya. Diharapkan, dengan selesai dilaksanakannya pilkada NTB beberapa waktu yang lalu, pemerintahan yang baru bisa juga memberikan nafas dan warna baru bagi kemajuan NTB tercinta.

Cayooo!!!

Read Full Post »